Sang Seniman
Pada Mulanya Allah
Menciptakan langit dan Bumi
Kejadian 1:1
Dalam
kisah Detektif, biasanya saya dapat memperkirakan siapa (para tokoh dalam kisah
itu), dengan mengamati bagaimana tindak-tanduk para tokoh yang
bersangkutan. Tetapi kejadian 1 dan 2
memaparkan kepada saya tentang siapa tanpa memberikan banyak pemaparan tentang bagaimana yang Ia lakukan.
Saya
telah melihat laut, langit, matahari, bulan, dan bintang-bintang. Saya telah
mengamati tumbuhan, binatang, serangga, semua makhluk atau benda besar dan kecil. Saya terpesona
dengan kesempurnaan manusia dan segenap kuasa, keahlian dan kedalaman perasaan
menyangkut pesona, atraksi serta afeksi pria dan wanita. Fantastis! Sekarang
saya mencoba untuk menemui Ia yang ada dibalik semua ini. Sesudah saya menikmati sebuah karya seni,
maka saya harus menjabat tangan sang artis; karena saya terpesona oleh
musiknya, dan berkenalan dengan penggubah musiknya.
Seperti
Mazmur 104 dan Ayub 38-41, memperlihatkan sang Pencipta kepada saya, dan bukan
memperlihatkan ciptaan. Maksudnya adalah mengajar saya mengenal Allah bukan
sains.
Waktu
mencipta Allah tidak hanya seperti seorang tukang. Seorang tukang atau seniman
membentuk secara terbatas dengan menggunakan bahan yang ada, tetapi tidak ada
satu pun bahan sebelum Allah bicara, “Jadilah...” Hal ini disebut sebagai creatio ex nihilo oleh teologi Kristen,
yaitu penegasan bahwa ketika mencipta Allah sama sekali bebas dan tidak
terbatas, dan satu-satunya yang mendorong terjadinya ciptaan adalah ide dan
keiinginan-Nya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar