Minggu, 13 Juli 2014

Sang Seniman


Pada Mulanya Allah Menciptakan langit dan Bumi
Kejadian 1:1

Dalam kisah Detektif, biasanya saya dapat memperkirakan siapa (para tokoh dalam kisah itu), dengan mengamati bagaimana tindak-tanduk para tokoh yang bersangkutan.  Tetapi kejadian 1 dan 2 memaparkan kepada saya tentang siapa tanpa memberikan banyak  pemaparan tentang bagaimana yang Ia lakukan.

Saya telah melihat laut, langit, matahari, bulan, dan bintang-bintang. Saya telah mengamati tumbuhan, binatang, serangga, semua makhluk  atau benda besar dan kecil. Saya terpesona dengan kesempurnaan manusia dan segenap kuasa, keahlian dan kedalaman perasaan menyangkut pesona, atraksi serta afeksi pria dan wanita. Fantastis! Sekarang saya mencoba untuk menemui Ia yang ada dibalik semua ini.  Sesudah saya menikmati sebuah karya seni, maka saya harus menjabat tangan sang artis; karena saya terpesona oleh musiknya, dan berkenalan dengan penggubah musiknya.

Seperti Mazmur 104 dan Ayub 38-41, memperlihatkan sang Pencipta kepada saya, dan bukan memperlihatkan ciptaan. Maksudnya adalah mengajar saya mengenal Allah bukan sains.

Waktu mencipta Allah tidak hanya seperti seorang tukang. Seorang tukang atau seniman membentuk secara terbatas dengan menggunakan bahan yang ada, tetapi tidak ada satu pun bahan sebelum Allah bicara, “Jadilah...” Hal ini disebut sebagai creatio ex nihilo oleh teologi Kristen, yaitu penegasan bahwa ketika mencipta Allah sama sekali bebas dan tidak terbatas, dan satu-satunya yang mendorong terjadinya ciptaan adalah ide dan keiinginan-Nya sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar